PandeglangBantenBeritaTangerang

Pandeglang Batalkan Kerja Sama dengan Tangsel soal TPA Bangkonol

×

Pandeglang Batalkan Kerja Sama dengan Tangsel soal TPA Bangkonol

Sebarkan artikel ini
Pandeglang Batalkan Kerja Sama dengan Tangsel soal TPA Bangkonol
Pandeglang Batalkan Kerja Sama dengan Tangsel soal TPA Bangkonol

OH GITU PANDEGLANG – Pemerintah Kabupaten Pandeglang resmi membatalkan kerja sama dengan Kota Tangerang Selatan soal pembuangan sampah di TPA Bangkonol, Kecamatan Koroncong. Padahal, dari kerja sama itu seharusnya Pandeglang mengantongi PAD tambahan dan dana segar hingga Rp40 miliar.

Bupati Pandeglang, Raden Dewi Setiani, mengumumkan langsung pembatalan tersebut lewat konferensi pers di Gedung Setda. “Insya Allah, kami akan mengelola sampah dari daerah kami sendiri,” ujarnya.

Kenapa Batal?

Rencana awal, Tangsel akan mengirim 500 ton sampah per hari ke Bangkonol. Sebagai kompensasi, Pandeglang dapat bantuan keuangan khusus dan potensi PAD sampai Rp190,8 miliar. Namun rencana itu kandas setelah Dewi menggelar forum diskusi bersama warga Desa Bangkonol, Tegallongok, dan Kelurahan Kabayan.

Hasilnya? Mayoritas warga keberatan. Pandeglang pun memilih menutup pintu kerja sama.

Beban Berat di Bangkonol

Tanpa dana Rp40 miliar dari Tangsel, Pemkab Pandeglang harus putar otak. Pasalnya, TPA Bangkonol masih pakai sistem open dumping—cara paling sederhana dan rawan masalah lingkungan. Sementara Kementerian Lingkungan Hidup sudah memberi tenggat 180 hari untuk beralih ke sanitary landfill, metode yang lebih ramah lingkungan. Batas waktunya jatuh September tahun ini.

“Kami akan bersurat ke Kementerian untuk minta perpanjangan waktu,” kata Dewi. Ia mengakui biaya perbaikan pengelolaan sampah bisa tembus Rp40 hingga Rp50 miliar.

Baca juga: Sampah Diolah Jadi Bahan Bakar? Pandeglang Gandeng Tiongkok untuk Proyek Rp150 Miliar

Harapan Baru

Meski dana cekak, Dewi menegaskan pengelolaan sampah tetap berjalan. Caranya dimulai dari hulu: memilah sampah dari rumah ke rumah, mendirikan bank sampah di desa, dan mengurangi plastik sejak awal.

“Ke depan kita sama-sama mulai memilah sampah dari rumah. Sampah bisa kita kelola dengan baik,” ujarnya.

Kalau semua benar-benar jalan, mungkin TPA Bangkonol tak cuma jadi gunung sampah. Bisa saja malah jadi bukti bahwa Pandeglang sanggup mandiri mengurus limbahnya sendiri—meski tanpa “uang jajan” dari tetangga kota.

Disclaimer:
Tulisan ini adalah berita ringan berbasis fakta nyata. Segala bumbu berlebihan atau skenario absurd di dalamnya bersifat fiktif dan dimaksudkan sebagai kritik sosial.

Kami juga menerima hak jawab dan koreksi berita sesuai dengan etika jurnalistik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *